Budaya Tato di Indonesia
Tatto bagi suku-suku tertentu merupakan suatu budaya identitas, simbol strata sosial bahkan prestise.
Seni tatto bagi orang dengan tradisi kuno tentu berbeda dengan tujuan tatto pada masa sekarang.
Tatto pada perkembangannya bahkan menjadi budaya populer masyarakat dunia. Seni tatto pada jaman modern tidak hanya menyebar luas di dunia barat, tetapi juga di belahan lainnya termasuk di Indonesia. Tato pada masa kini mempunyai makna yang lebih melebar melebihi perannya pada masa lalu.
Bagi kacamata sebagian orang tertentu, seseorang yang memiliki tato bisa diidentikkan dengan kejahatan, kriminal dan hal-hal negatif lainnya. Tetapi, tentunya tidak semua orang yang bertato adalah pelaku kejahatan atau kriminal. Kini banyak di antara mereka, menggunakan tato untuk tujuan seni.
Sejatinya Indonesia memiliki suku-suku yang memiliki ciri khas berupa tato di tubuhnya.
1.Suku Mentawai
Suku Mentawai adalah suku asli yang mendiami Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Orang suku Mentawai memiliki tradisi mentato tubuhnya sendiri dengan motif-motif khusus. Mereka menamakannya dengan istilah yang disebut dengan “Titi”.
Sedangkan orang yang pandai dalam membuat tato disebut dengan “Sipatiti” atau “Sipaniti.” Tato yang dibuat di tubuh orang-orang Suku Mentawai menyimbolkan keseimbangan alam, keindahan serta sebagai balas jasa yang diberikan kepada Sipatiti.
Motif tato Suku Mentawai rata-rataadalah batu, hewan, tumbuhan, busur, panah, mata kail, duri rotan, tempat sagu atau binatang ternak.
Bahkan, konon tato Suku Mentawai ini adalah seni rajah tubuh tertua di dunia dan lebih tua dari tato Mesir.
Sekarang ini, seni rajah tubuh Suku Mentawai sudah semakin jarang ditemui karena terkikisnya kebudayaan dan tradisi seiring dengan masuknya ajaran agama dan pendidikan. Tapi, bagi kamu yang punya tujuan wisata ke Sumatra barat, kamu bisa melihat seni tato Suku Mentawai, dengan berkunjung ke Desa Madobak, Ugai dan Matotonan yang berada di hulu Sungai Siberut Selatan, Pulau Siberut, kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
2. Suku Dayak
Seperti halnya tato Suku Mentawai, seni rajah tubuh Suku Dayak juga merupakan yang tertua di dunia. Ada beberapa sub suku dayak di Kalimantan yang memiliki tradisi mentato tubuhnya, yaitu Suku Dayak Iban, Suku Dayak Tunjung, Suku Dayak Taman, Suku Dayak Daratan, Suku Dayak Kenyah dan Suku Dayak Kayan.
Dalam tradisi orang-orang Dayak secara keseluruhan, seni tato adalah ritual tradisional yang memiliki kaitan dengan peribadatan, kesenian, "pengayauan", yaitu tradisi perburuan kepala manusia, atau sebagai penanda status sosial lain, atau bisa juga digunakan untuk identitas kelompok.
Tato Rekong, tato ini biasanya di ukir bagian leher, bagi yang memiliki tato ini biasanya memiliki kedudukan seperti timanggong dan panglima. Sedangkan tato bunga terong, tato ini ibarat pangkat bagi masyarakat Dayak.
Pada umumnya ukiran pertama kali tato ini di buat terletak pada bagian bahu, tangan, kaki dan perut bahkan ada yang membuatnya di seluruh tubuh.
Kemudian, ada tato kelingai yang melambangkan binatang yang hidup di lubang, biasanya di ukir pada bagian paha dan betis. Tato ini mengartikan bahwa hidup kita tidak pernah terlepas dari alam.
3. Suku Moi
Suku Moi adalah orang-orang yang mendiami sebuah kawasan di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Menurut para ahli sejarah, seni rajah yang dimiliki Suku Moi ini sudah ada sejak zaman Neolitikum.
Motif tato yang digunakan oleh Suku Moi adalah geometris dan garis-garis melingkar disertai dengan titik-titik berbentuk segitiga kerucut atau tridiagonal. Bagian tubuh yang sering dijadikan obyek tato adalah dada, pipi, kelopak mata, betis, pinggul dan punggung.
Hanya saja, sekarang sudah banyak generasi muda Suku Moi yang tidak menggunakan seni tatto ini di badan mereka. Seiring modernisasi, tradisi ini dianggap kuno. Tentunya hal ini sangat disayangkan karena tradisi tato Suku Moi adalah budaya asli Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak, berkomentar, saran atau kritik.