Saudi Arabia, Dulu, Kini dan Nanti
Arab Saudi adalah negara paling penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Sejak zaman Nabi Ibrahim sebagai bapak para Nabi dan kakek dari semua agama besar, kawasan Arab Saudi dimana didalamnya terdapat dua kota suci dan situs Ka'bah di kota Mekah yang seolah telah menjadi titik pusat bumi, begitu juga dengan sejarah peradabannya.
Selama berabad-abad, semenanjung Arab telah memainkan peran penting dalam sejarahnya sebagai pusat perdagangan dan tempat kelahiran Islam.
Raja Abdulaziz Al-Saud, adalah tokoh penting pembaruan Arab Saudi dengan mendirikan Kerajaan Arab yang kemudian dikenal sebagai Arab Saudi pada 1932.
Di tangan Raja Abdul Aziz ini, Arab Saudi menjelma dari yang awalnya hanya sebuah negeri 'kuno' di tengah gurun pasir, kemudian bertranformasi menjadi sebuah negara yang modern. Meski demikian, Arab Saudi tetap teguh mempertahankan tradisi dan keluhuran nilai Islam. Terutama menjaga dua kota suci Islam di dalamnya.
Selanjutnya, tanggal 3 Maret 1938 adalah hari bersejarah bagi Kerajaan Arab Saudi. Pada hari itulah sumber minyak bumi ditemukan di sana untuk pertama kalinya. Temuan itulah yang mengubah kehidupan kerajaan tersebut dari awalnya yang hanya sebuah negeri kerajaan tradisional menjadi menjadi negara yang kaya raya. Bahkan di kemudian hari, minyak bumi itulah yang mengubah peta politik di kawasan Timur Tengah, bahkan dunia.
Sebelum tahun 1938, Arab Saudi dikenal dunia hanya karena dua hal, yaitu gurunnya yang luas dan sebagai rumah bagi dua tempat paling suci umat Islam.
Cadangan minyak bumi yang disebut sebut sebagai yang terbesar di seluruh dunia itu, sungguh telah mengubah negeri Arab Saudi. Negeri ini tak hanya jadi negeri kaya, tapi juga menjadi kekuatan utama dalam peta politik dunia. Kekuatan ekonomi bahkan angkatan bersenjatanya menjadi faktor utama yang jadi daya tawar yang cukup di perhitungkan dalam percaturan politik di kawasan maupun global. Arab Saudi selanjutnya menjadi aliansi utama di Timur Tengah bagi negara Amerika Serikat.
Karena itu pula, Arab Saudi seolah telah menjadi raksasa di kawasan Timur Tengah.
Dari sisi tradisi, sejarah dan peradaban, tak bisa di pungkiri jika Ka'bah yang dikenal di dunia Islam sebagai Baitullah, adalah titik paling penting pada kelahiran dan perkembangan agama Islam.
Menurut penelitian ahli sains, Ka'bah bahkan diklaim sebagai pusat magnetnya dunia.
Terbukti, selama ini jutaan umat Muslim dari seluruh penjuru bumi terobsesi untuk bisa berangkat ke Arab Saudi tepatnya ke dua kota suci yaitu Mekah dan Madinah, guna melaksanakan ritual ibadah baik yang wajib maupun sunah, yaitu Haji dan Umroh.
Waktu terus bergulir..
Ditengah ke-relejiusan dan kesakralannya, ternyata, Arab Saudi 'diam-diam' telah berevolusi dan melakukan 'lompatan besar' pada beberapa tahun terakhir.
Adalah Muhammad bin Salman bin Abdulaziz al-Saud, seorang pangeran kerajaan, pada 21 Juni 2017 'ditunjuk' sebagai putra Mahkota.
MBS pun kemudian menjabat sebagai wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Arab Saudi sekaligus. Dia juga menjadi ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan.
Secara silsilah, MBS merupakan keturunan dari dinasti Saud dan juga anak dari Raja Salman.
Sejak itulah Putra Mahkota Mohammed bin Salman Al-Saud yang saat itu berusia 32 tahun mulai berkuasa menggantikan ayahnya Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud yang telah berusia 81 tahun.
Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud sendiri menduduki takhta raja Arab Saudi sejak 23 Januari 2015, menggantikan saudara sekaligus raja sebelumnya Raja Abdullah yang meninggal dunia.
Di tangan Muhamad Bin Salman inilah perubahan besar-besaran terjadi di negeri Arab saat ini.
Pada awal kepemimpinannya, MBS melakukan beberapa kebijakan yang cukup mengejutkan dunia. Banyak terobosan yang dianggap revolusional, terutama untuk kaum perempuan Arab.
Mulai tahun 2017 perempuan Arab boleh memiliki SIM agar bisa menyetir mobil sendiri. Perempuan arab pun boleh bekerja, menjadi polisi, militer, boleh berorganisasi, boleh menonton, bepergian sendiri, boleh hidup sendiri, bahkan boleh mengganti nama tanpa Izin walinya. Jadi jangan heran kalau kini para perempuan Arab banyak tampil beda, baik secara fisik maupun identitas.
Dalam hal penampilan, kaum perempuan di Arab Saudi, tak lagi terkungkung dengan kewajiban memakai Abaya dan cadar dalam kesehariannya. Mereka kini diperbolehkan mengenakan pakaian apapun yang ingin mereka kenakan. Luar biasa!
Bahkan MBS juga mengizinkan penggunaan bikini di beberapa tempat, seperti di pantai privat. Di era MBS, Arab Saudi juga mengizinkan perempuan bepergian ke luar negeri, baik untuk belajar atau untuk kepentingan lainnya.
Perempuan Arab juga kini bisa menghadiri acara olahraga publik, melakukan berbagai kegiatan, hingga hidup sendiri tanpa didampingi wali laki-laki.
Dalam bidang hiburan, MBS pun mulai membuka bioskop-bioskop. Pemerintah juga memperbolehkan digelarnya konser musik. Musisi dunia, seperti Mariah Carey dan Black Eyed Peas pun dikabarkan telah tampil di Saudi belakangan ini.
Kawasan King Abdul Aziz yang terletak di Abdullah City, merupakan salah satu kota internasional selain Jeddah. Disana pemerintah sangat melonggarkan aturan sosial bagi warganya. Di tempat itu diizinkan untuk mengenakan pakaian renang dikenakan di pantai-pantai yang bersifat privat.
Adalah kawasan King Abdullah Economic City yang merupakan kota internasional, pemerintah mengizinkan pasangan lelaki dan perempuan yang belum menikah bercengkrama di depan publik.
Di era MBS, untuk pertama kali, Arab Saudi membuka pintu bagi para turis asing. Kerajaan mulai menerbitkan visa turis pertama kali tahun 2018.
Sebelumnya, visa terlarang bagi orang-orang berkunjung ke negara ini, baik itu untuk bekerja maupun untuk berkunjung ke tempat-tempat suci. Dengan demikian, kabar baiknya, siapapun termasuk pemilik visa turis atau bisnis bisa melakukan ziarah dan ibadah umroh selama tinggal di Arab Saudi.
Berbagai kebijakan ini sejalan dengan ambisi MBS yang tertuang dalam Visi Arab Saudi 2030. Dimana secara ekonomi, Arab Saudi akan melepaskan ketergantungannya pada minyak bumi dan mengalihkannya pada sektor lain seperti pariwisata, infrastuktur, teknologi, kesehatan, bahkan hiburan.
Bersamaan itu pula Arab Saudi merancang pertumbuhan industri pariwisatanya dengan berencana membangun sejumlah resor di sektiar 100 mil dari perairan pantai Laut Merah. Proyek itu diharapkan dapat menarik kedatangan sekitar 30 juta wisatawan setiap tahun hingga tahun 2030. Sejak tahun 2016 jumlah wisatawan terus meningkat. Tercatat sebanyak 18 juta orang telah mengunjungi Saudi Arabia.
Guna mewujudkan visi nya, MBS berambisi untuk membangun kota futuristik "Neom" di Provinsi Tabuk yang terletak di barat laut yang menghadap ke Mesir di seberang Laut Merah.
Proyek megacity Neom yang menelan biaya fantastis itu termasuk di dalam Visi Arab Saudi 2030. Dalam presentasi MBS, dikatakan Ba5hwa The Line yang jadi bagian dari Neom, akan membelah gunung di jantung kota. Desain The Line adalah gedung pencakar langit setinggi 500 meter dan sepanjang 170 kilometer.
Dalam konsep megacity Neom, juga terdapat kota apung Oxagon yang merupakan kota industri yang akan dibangun di atas Laut Merah, berdekatan dengan Terusan Suez.
Keberadaan Oxagon di proyeksikan akan menjadi titik yang paling strategis secara ekonomi karena dilalui jalur transportasi dan perdagangan di terusan Suez.
Berbeda dengan Oxagon, Trojena, kota dengan berkonsep hiburan ini akan berlokasi di atas pegunungan. Disini wisatawan akan dimanjakan dengan banyak aktivitas rekreasi, mulai dari ski, hiking, relaksasi, hingga water sport di sebuah danau.
Dengan demikian, Tabuk yang dulunya adalah wilayah yang sunyi nan gersang kedepan akan berubah wajah menjadi destinasi wisata yang menjanjikan sejuta pesona.
Seperti diketahui, Tabuk sangat termashur dalam sejarah perjuangan kaum muslimin di masa Rosululloh SAW. Perang Tabuk merupakan peperangan yang sangat penting dalam sejarah perkembangan Islam. Ini karena pertempuran tersebut adalah perang terakhir yang diikuti oleh Nabi Muhammad SAW. Selain itu, perang ini juga menjadi ujian untuk keimanan dan loyalitas kaum Muslimin ketika itu.
Kedepan, Tabuk bisa jadi destinasi wisata paling populer sekaligus juga jadi ujian berikutnya.. Wallohu a'lam.