Diaspora Orang Jawa di Suriname
Terhitung mulai tanggal 1 September 2020, perintah Indonesia dan Suriname secara resmi memberlakukan bebas visa untuk kedua warga negara masing masing. Kebijakan ini diberikan bagi WNI pemegang paspor diplomatik, paspor dinas dan paspor biasa dengan masa berlaku minimal 6 bulan, jika berkunjung ke Suriname. Dengan demikian, pemegang ketiga jenis paspor tadi dapat masuk, keluar, transit atau tinggal tanpa visa di Suriname apabila tidak lebih dari 30 hari. Begitupun sebaliknya dengan Warga Negara Suriname yang berkunjung ke Indonesia.
Suriname adalah negara indah dengan wilayah cukup mungil di belahan benua Amerika, tepatnya di pesisir timur laut Amerika Selatan.
Baca juga:Traveling ke Jerman
Suku kanibal terakhir dari Papua
Paramaribo adalah ibu kota Suriname yang terkenal sebagai rumah bagi katedral kayu yang melegenda yaitu Saint Peter dan Paul Basilica. Mereka hidup di abad ke 19 tepatnya 1885.
Jika kamu berkesempatan Travelling ke Suriname, kamu tidak akan terlalu dikagetkan dengan suasana dan alam disana. Meskipun berada di daratan Amerika, Iklim disana cukup hangat dan bersahabat. Jangan heran pula jika di Suriname banyak dijumpai orang yang menggunakan bahasa Jawa. Ya, mereka adalah warga Suriname keturunan Jawa yang populasinya cukup banyak. Ada sekitar 75.000 jiwa atau 13,5% dari total penduduk Suriname. Karena itu pula, bahasa Jawa menjadi bahasa resmi selain bahasa Belanda.
Kehidupan orang Jawa di Suriname dimulai Pada tanggal 9 Agustus 1890, saat Kapal SS Prins Williem II tiba di Pelabuhan Paramaribo, Suriname. Kapal itu mengangkut 94 orang Jawa yang dibawa Belanda untuk merantau ke Suriname. Perjalanan dari pelabuhan Batavia menuju Paramaribo memakan waktu hingga dua bulan lamanya.
Momen itu kemudian diperingati sebagai Dag der Javaanse Immigratie atau gelombang pertama kedatangan orang-orang Jawa di Suriname.
Pada waktu itu orang dari Jawa di pekerjakan sebagai buruh kontrak di sektor perkebunan seperti tebu, cokelat, kopi, dan juga pertambangan bauksit.
Dalam rentang waktu antara tahun 1890 sampai 1939, ada hampir 33 ribu orang Jawa yang diberangkatkan ke Suriname.
Sebagian dari mereka memang ada yang pulang kembali ke tanah Jawa. Namun lebih banyak yang memilih menetap disana.
Selain dari Jawa, pemerintah Belanda waktu itu, juga mendatangkan pekerja dari India serta orang kulit hitam dari etnis Creole dan Maroon.
Bahkan kini, mayoritas penduduk Suriname adalah dari suku bangsa Hindustani keturunan India, dan orang kulit hitam dari etnis Creole serta Maroon tersebut. Sedangkan, orang Jawa menempati posisi terbanyak ketiga secara keseluruhan.
Butuh waktu bagi orang Jawa untuk bersaing dengan etnis lain hingga menduduki posisi yang agak terpandang disana. Setelah 30 tahun semenjak kedatangannya, orang Jawa mulai ada yang bekerja sebagai kepala desa, perawat, penerjemah, guru, dll.
Baru pada tahun 1970, beberapa orang keturunan Jawa menempuh pendidikan tinggi di Belanda hingga menyandang gelar sarjana. Saat mereka kembali, beberapa diantanya kemudian bahkan mendirikan partai politik. Hingga kini, di Suriname ada beberapa partai politik yang didirikan oleh warga keturunan Jawa seperti Pertjajah Luhur, D21, NSK, dll.
Seiring berjalannya waktu, politisi keturunan Jawa di Suriname tak lagi dipandang remeh. Eksistensi mereka cukup diperhitungkan, mereka juga bahkan dapat masuk dalam Kabinet Pemerintahan dan menjabat sebagai menteri, panglima angkatan bersenjata, dan jabatan tinggi lainnya.
Dalam perlemen Suriname, politisi keturunan Jawa selalu mendapat kursi di DNA (De Nationale Assemblée, atau DPR Suriname). Jabatan tertinggi yang pernah diemban keturunan Jawa di Suriname yaitu Ketua Parlemen.
Hanya saja ampai saat ini belum ada orang Jawa yang menjadi Presiden Suriname. Pada tahun 2015 sempat jadi pemberitaan di Indonesia, bahwa Raymond Sapoen, sebagai salah satu politisi keturunan Jawa mencalonkan diri menjadi Presiden. Namun rupanya ia belum berhasil karena tidak cukupnya dukungan suara di parlemen.
Saat ini ada satu menteri keturunan Jawa dalam Kabinet Pemerintahan Suriname, yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, dan ada tujuh orang yang duduk sebagai anggota parlemen.
Setelah mengetahui banyak sekali orang Jawa disana, kamu tentunya tak akan merasa sendiri dan kesepian jika sedang Travelling, terlebih jika kamu backpackeran disana.
Selain menggunakan bahasa Inggris, kamu juga bisa menggunakan bahasa Jawa dengan dialek khas Suriname sebagai alat komunikasi di banyak tempat.
Berikut beberapa destinasi unggulan di Suriname hasil rangkuman keluaromah.blogspot.com dirangkum dari berbagai sumber.
Baca juga:K-Pop Generasi A
1. Fort Zeelandia
Zeelandia adalah objek wisata bersejarah di Suriname yang terletak di Paramaribo, Ibukota Suriname. Tempat ini bangun oleh Perancis pada 1600-an, kemudian diperluas oleh Inggris, dan di selesaikan selama pendudukan Belanda. Mengintip sejarah dengan berjalan melalui lorong-lorong tua benteng Zeelandia. Kamu dapat menyaksikan pemandangan Sungai Suriname yang indah dari benteng tua ini.
2. Tafelberg
Untuk kamu yang Pecinta alam dan suka mendaki, kamu wajib menjelajahi Tafelberg. Ini adalah gunung terpopuler dan gunung tertinggi di Suriname. Di puncaknya yang datar kamu akan menikmati pemandangan hutan hujan yang menakjubkan.
3. Brownsberg Nature Park
Disini adalah lokasi yang tepat untuk kamu yang suka kemping. Kamu bisa berkemah di hutan untuk menjelajahi satwa liar dan menemukan aneka tanaman langka yang menakjubkan. Taman ini merupakan hutan hujan neo-tropis. Di hutan ini kamu juga dapat menikmati hiking saat berjalan melalui hamparan spektakuler di taman alam ini.
4. Brokopondo Reservoir
Jangan lewatkan pula untuk mengunjungi salah satu waduk terbesar di dunia dengan berkunjung ke Waduk Brokopondo. Waduk ini cukup efisien digunakan untuk penangkapan ikan dan industri aluminium. Kamu dapat menemukan pohon-pohon unik di tempat ini, waduk ini juga menawarkan keindahan yang tidak akan kalian temukan di tempat lain.
5. Sungai Coppename
Sungai Coppename, merupakan sungai panjang yang melewati hutan hujan yang spektakuler. Sungai ini juga melintasi dan daerah pegunungan dan sangat terkenal di Suriname. Jembatan Bailey adalah itik terbaik untuk menyaksikan pemandangan sungai yang indah ini. Dari sini kamu bisa melihat Sungai Coppename bertemu dengan Sungai Saramacca dan kemudian bergabung dengan lautan Atlantik.
6. Central Suriname Nature Reserve
Central Suriname Nature Reserve adalah cagar alam di Suriname Tengah. Ini adalah cagar alam terbesar di Suriname. Jelajahi beragam flora dan fauna di sini. Beberapa hewan langka seperti ayam Guyana, kera laba-laba, dan belut listrik dapat kamu temukan di sini. Cagar alam ini populer karena berada dalam daftar situs Warisan Dunia UNESCO. Jangan lewatkan pula untuk menjelajahi kubah granit Voltzbergisa yang sangat menawan. Kubah granit seluas 240 meter persegi ini menawarkan pemandangan spektakuler hutan di sekitarnya. Pastikan juga kamu untuk mengunjungi Raleighvallen dan Raleigh Falls. Keduanya merupakan objek wisata paling mempesona di dalam lcagar alam ini.
7. Independence Square
Independence Square adalah daya tarik lain yang akan kamu temukan di Ibukota Suriname dari sisi historis. Ini adalah area di kota yang menandakan kebebasan Suriname dari pendudukan Belanda pada tahun 1975. Pastikan juga kamu mengunjungi Istana Presiden, pasar terbuka dan pesisir pantainya. Kunjungi area ini di malam hari ketika diterangi dengan cahaya emas kecil yang fantastis.
Itulah beberapa tempat menarik yang harus kamu kunjungi di Suriname sebagai surga tersembunyi di Amerika Selatan.
Artikel menarik lainnya:Kesederhanaan dalam keteguhan adat Baduy, tetangga ibukota
Dusun Memek Suku primitif di Maluku