About Me

Foto saya
Garut, Jawa barat, Indonesia
Penulis adalah seorang yang suka berpetualang, dan selalu ingin belajar serta mencoba hal-hal baru..

29 September, 2022

Sebatik, Satu Pulau Dua Negara

 Sebatik Satu Pulau Dua Negara




Kali ini, Around the world akan mengulas pulau terdepan yang jadi serambi bersama Indonesia dan Malaysia, yaitu Pulau Sebatik.

Sebatik terletak di timur laut Kalimantan. Secara administratif merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. 

Pulau Sebatik merupakan Pulau Terluar di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia.



Pulau Sebatik terbagi dua antara Indonesia dan Malaysia. Di bagian barat yang termasuk dalam kabupaten Nunukan dengan luas 246,1 km2. Sedang di bagian timur pulau, masuk ke dalam wilayah Sabah, Malaysia Timur dan memiliki bagian seluas 187,23 km2.


Sebagai pulau yang jadi beranda dan halaman terdepan negara Indonesia dan Malaysia, Sebatik sering merasakan langsung efek dari panas dinginnya hubungan kedua negara. Dalam sejarahnya, Sebatik, pernah menjadi salah satu tempat terjadinya pertempuran hebat antara Indonesia dan Malaysia saat terjadinya "Konfrontasi"

 

Kehidupan masyarakat di pulau kini, tentunya sangat menarik untuk dicermati mengingat mereka bisa mengakses dua negara sekaligus. Dalam hal kegiatan ekonomi misalnya, warga bisa bertukar suplai produk. Menjual produk Indonesia ke warga Malaysia, dan begitu juga sebaliknya.


Sudah seharusnya jika pulau sebatik dijadikan etalase karena memang telah menjadi halaman muka bagi kedua negara. Kabar baiknya, pulau Sebatik belakangan sudah menjadi salah satu pulau terluar yang menjadi prioritas utama pembangunan pemerintah Indonesia.

 

Karena letaknya yang sangat strategis yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, pemerintah sudah seharusnya bisa lebih meningkatkan perhatiannya dalam membangun sektor unggulan yang potensial seperti pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata. Disamping itu, peningkatan pelayanan hukum dan pengawasan keamanan juga tetap bagian paling penting untuk ditingkatkan di wilayah perbatasan.


Yang membuat warga Sebatik bangga, pada tanggal 16 Desember 2014, Presiden Jokowi mengunjungi wilayah perbatasan Republik Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik ini. Presiden mengunjungi beberapa lokasi seperti Tanah Kuning Patok II dan Sungai Pancang, tempat dimana terdapat pos Angkatan Laut yang dapat melihat langsung wilayah Tawau, Malaysia. Selain meninjau fasilitas di pos perbatasan, Presiden Jokowi juga menaiki beberapa menara pos perbatasan milik pasukan marinir TNI-AL di Sei Bajo, dan di Perbatasan Sei Pancang.  


Pulau ini secara umum beriklim panas dengan suhu udara rata-rata 27,8 °C, suhu terendah 22,9 °C pada bulan agustus dan tertinggi 33,0 °C pada bulan April. 




Jika kamu suka dengan eksplorasi tempat wisata yang anti mainstream, memiliki jiwa petualang dan juga nasionalisme, mengunjungi pulai ini bisa kamu jadikan rencana selanjutnya.


Banyak hal yang menjadi pertimbangan kamu saat hendak berkunjung ke pulau Sebatik. Selain keindahan garis pantainya yang menawan,  kehidupan warga lokal Sebatik juga dari segi budaya tentunya sangat menarik. Tidak hanya wisatawan dari Indonesia saja yang kerap liburan di sini. Di antaranya, banyak juga warga Malaysia dan Singapura. Itulah beberapa fakta menarik pulau Sebatik yang bisa kamu jadikan alasan kenapa harus liburan ke  Sebatik.



Beberapa kawasan wisata pantai yang layak untuk dikunjungi adalah Pantai Marina, Pantai Kayu Angin dan Pantai Batu Lamampu.



Ketiga kawasan pantai ini telah sering dijadikan tempat wisata oleh masyarakat setempat maupun pengunjung pada waktu liburan. Meskipun ketiganya belum dikelola dengan baik hingga penataannya pun belum terlihat sempurna. 


Salam NKRI




24 September, 2022

Mianggas

Mengunjungi pulau terluar Nusantara

"Dari Sabang sampai Merauke, dari Mianggas  hingga pulau Rote" demikian lirik sebuah jingle iklan produk mie instan. Sebait lirik yang mengandung semangat nasionalisme itu dengan jelas menyebut nama tempat di empat arah mata angin. Dua yang disebutkan terakhir merujuk pada dua pulau terluar di sisi utara dan selatan kepulauan Nusantara.


Catatan tahun 1996, jumlah Pulau di Indonesia,  terdiri dari pulau besar maupun pulau kecil yang tertera pada Undang-Undang no 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia adalah 17.508 Pulau, namun terlepasnya kedaulatan pada Pulau Sipadan dan Ligitan yang telah berpindah tangan pada Malaysia pada tahun 2002,  tentunya membuat jumlah itupun juga berkurang.

Mengutip laman resmi Sekretariat Kabinet, pada tinggal 2 Maret 2017, Presiden Joko Widodo telah menandatangani sebuah nota keputusan yang tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil.

Presiden secara resmi menetapkan sebanyak 111 pulau yang tersebar di 22 provinsi sebagai pulau-pulau kecil terluar milik Republik Indonesia.

Dengan jumlah pulau yang demikian banyak, beserta aneka kekayaan alam maupun non alam seperti keunikan budaya di dalamnya tentunya itu adalah sebuah anugrah untuk NKRI. Namun hal itu harus diiringi dengan komitmen segenap elemen bangsa untuk menjaga keutuhannya, karena bukan mustahil kejadian seperti kasus Sipadan dan Ligitan bisa terulang lagi. 

Pada tulisan kali ini, Around the world akan menyoroti keindahan wisata di sebuah pulau terluar disisi utara yaitu pulau Mianggas


Sebagai pulau terluar, Mianggas yang lebih dekat dengan Philipina itu pernah jadi rebutan tiga negara. Mengingat letak geograpinya yang sangat strategis, membuat Amerika, Spanyol dan Belanda sempat saling klaim dalam kepemilikan pulau ini.
Namun ada tanggal 4 april 1928, Hakim Dr. Max Hubert, arbitrator tunggal Mahkamah Arbitrase Internasional, menyatakan bahwa Miangas adalah bagian dari wilayah Hindia Belanda. Dengan demikian secara sah, Hindia Belanda, dalam hal ini Indonesia menjadikan pulau ini menjadi bagian dari NKRI.


Pulau Mianggas yang secara administrasi masuk ke dalam desa Mianggas kecamatan Mianggas kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, memiliki banyak sekali keunikan dan pesona wisata alam. Jaraknya yang lebih dekat ke Philipina yaitu sekitar 200 km dibanding ke Manado yang sekitar 500 km,  membuat warga pulau ini lebih sering bepergian ke Philipina daripada ke Manado. Tak heran jika Penduduk desa yang mayoritas beragama Kristen ini banyak yang mahir berbahasa Tagalog.



Pulau Miangas makin dikenal sebagai daerah perbatasan ketika Presiden Joko Widodo meresmikan bandar udara Miangas yang tentunya telah sangat membantu melancarkan aktivitas perekonomian wilayah tersebut. Jokowi adalah Presiden pertama Indonesia yang telah berkunjung ke sejumlah pulau-pulau terluar nusantara. Di pulau itu juga, terdapat tugu tapal batas negara Indonesia.



Miangas konon memiliki arti ‘menangis’. Mengapa harus menangis?

Menurut cerita, dulu pulau paling utara Indonesia ini pernah diserbu oleh perompak laut Sulu-Mindanao. Namun, kini penduduk pulau ini tentunya tak lagi  menangis. Miangas yang merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara ini kini lebih banyak diserbu pejabat pemerintah dan wisatawan karena Mianggas menyimpan potensi wisata yang sangat melimpah. Pulau Mianggas memiliki pemandangan alam menakjubkan dengan garis pantai yang luar biasa.



Bagi kamu seorang yang berjiwa petualang dan ingin berangkat ke Miangas. Salah satu cara untuk menuju Miangas adalah dengan mencari penerbangan ke Manado.



Kamu bisa transit di Bandara Sam Ratulangi Manado untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Bandara Melonguane, Talaud. Sampai di Bandara Melonguane, kamu teruskan perjalanan udara menuju Miangas dan kamu akan mendarat di Bandara Miangas.

Hot News: FIFA Match day Indonesia vs Curacao

Diaspora suku Jawa di Suriname

21 September, 2022

Menanti Matchday

Menjelang Pertandingan Timnas Indonesia vs Curacao


Publik bola tanah air khususnya suporter  timnas Indonesia di bulan September ini cukup dimanjakan dengan sajian beberapa pertandingan  besar dan penting sepakbola, khusus nya di level timnas.

Setelah kita cukup lega dengan pencapaian Timnas U-20 yang telah memastikan langkah ke putaran final piala Asia. Indonesia bahkan lolos dengan status sebagai juara grup setelah di partai terakhir berhasil membenamkan Vietnam secara dramatis. Di bulan ini juga, tepatnya  tgl 24 dan 27 September, giliran timnas senior yang akan akan diuji kemampuannya dengan melakoni pertandingan yang bertajuk FIFA Matchday, melawan Curacao. 


Meski terdengar asing, namun timnas Curacao bisa dipastikan bukan lawan yang mudah untuk Indonesia. Saat ini Curacao bahkan berada di peringkat 84, terpaut 71 level jauh diatas kita yang masih bercokol di  peringkat 155 dunia.

Timnas Curacao saat ini diasuh oleh pelatih Remko Bicentini.  Bicentini  mengawali kariernya di timnas Curacao dengan menjadi asisten juru taktik legenda Barcelona, yaitu Patrick Kluivert. 

Hebatnya, setelah menjadi pelatih utama, tak butuh lama bagi Bicentini untuk memberikan prestasi pada timnas Curacao. Hanya dalam tempo kurang setahun, tepatnya pada bulan Juni 2017, pelatih 54 tahun itu membawa Curacao meraih gelar Piala Karibia perdananya. Bicentini juga membantu negara pulau itu lolos ke Piala Emas CONCACAF selama tiga kali berturut-turut.

Namun, setelah mengukir prestasi yang cukup menawan itu, dia justru meninggalkan Curacao pada tahun 2020. Posisinya pun digantikan oleh mantan pelatih Real Madrid yaitu Guus Hiddink. Bicentini dikabarkan hijrah dan mencoba peruntungan sebagai asisten pelatih timnas Kanada pada Februari 2021.

Namun akhirnya, Bicentini kembali ke pelukan timnas Curacao pada Agustus lalu hingga saat ini. 

Pada kesempatan kali ini dia harus membuktikan kehebatannya untuk membawa Curacao meraih kemenangan atas Indonesia dalam laga FIFA Matchday pada tanggal 24 dan 27 September mendatang. Tentu ini bukan hal yang mudah bagi Bocentini mengingat Skuad Garuda saat ini juga bukanlah tim lemah. Dengan dinakhodai Shin Tae Yong, pelatih yang punya pengalaman dan prestasi segudang, timnas Indonesia terbukti mampu unjuk gigi dalam beberapa pertandingan penting di level Asia Tenggara, bahkan Asia. 

Bagi timnas Indonesia, menghadapi  tim dengan level lebih tinggi memang bukan perkara mudah, namun bersama Shin Tae Yong timnas Indonesia telah bertransformasi menjadi kekuatan baru. Terbukti, Indonesia mampu menekuk Kuwait yang notabene miliki peringkat lebih tinggi pada FIFA matchday Juni alu dengan skor 2-1. Torehan ini sekaligus mematahkan rekor buruk Indonesia vs Kuwait  yang tak pernah menang dalam 43 tahun terakhir.

Bersama timnas U-20 Shin Tae Yong juga sukses melaju ke putaran final Piala Asia setelah menjadi jawara grup F dengan mengemas poin sempurna dan melibas semua lawan dengan kemenangan. Bahkan di partai terakhir Timnas Indonesia membungkam Vietnam dengan skor 3-2. Alhasil Timnas Indonesia membuat catatan penting salam sejarah setelah penantian selama 61 tahun Indonesia tak pernah masuk putaran final piala Asia. 

Berikut, sekilas tentang negeri Curacao: Meski hanya sebuah negara kecil di Kepulauan  Karibia, negara yang hanya memiliki luas wilayah seluas 444 km persegi dan merupakan bagian dari negara konstituen Kerajaan Belanda ini cukup indah untuk dikunjungi.



Curacao diperkirakan memiliki penduduk lebih dari 150 ribu orang yang mayoritas  menempati ibu kota mereka yang terkenal  sebagai kota yang penuh warna, yaitu Willemstad.

Artikel terkait:Bangkitnya Nasionalisme sepakbola







 Lihat juga: Pulau terluar Indonesia yang rawan dicaplok asing

Diaspora suku Jawa di Surname

Healing ke Lombok

Jerman dan segala sesuatu tentang Kedewasaan

polahi, suku dengan kebiasaan inces

19 September, 2022

Korowai Suku Kanibal Terakhir

 

Seksinya Suku Korowai 





Berpendapat bahwa hanya kelompok kecil kita sebagai satu-satunya komunitas manusia yang ada di dunia. Hingga tak ada suku ataupun bangsa lain di dunia ini. Itu tentunya sangat naif, atau bahkan mungkin termasuk pemikiran yang sangat primitif.



Setidaknya keyakinan itu bisa bertahan sekian lama dan diyakini secara turun temurun oleh Suku Korowai hingga sekitar tahun 1970an. Saat itu ada sekelompok ilmuwan yang tersesat di Pedalaman Papua. Kemudian secara tidak segaja  memasuki wilayah suku Korowai . Para ilmuwan yang terdiri dari antropolog Peter Van Arsdale, ahli geografi Robert Mitton, dan seorang pengembang komunitas Mark Grundhoefer, kemudian memutuskan untuk mempelajari kehidupan suku Korowai.

Mereka pun melakukan observasi secara mendasar hingga mendapatkan daftar kata yang digunakan untuk dasar komunikasi.

Banyak klaim yang menyebutkan pertama kali menemukan keberadaan suku Korowai yang hidup terisolasi di pedalaman hutan lebat  Papua Selatan.  



Ada versi lain, yang mengatakan bahwa seorang Misionaris dari Belanda-lah yang tersesat di hutan adalah orang yang pertama kali menemukan keberadaan suku Korowai.

Namun yang pasti pada tahun tahun itulah pertama kali suku ini berinteraksi dengan orang asing diluar mereka yang sekian lama tinggal dalam lebatnya hutan Papua.



Populasi mereka sekitar 3000 orang. Suku terasing ini hidup di rumah yang dibangun di atas pohon yang mereka sebut Rumah Tinggi. Beberapa rumah mereka bahkan bisa mencapai ketinggian sampai 50 meter dari permukaan tanah.



Selin karena tradisi yang diwariskan secara turun temurun, alasan mereka tinggal di rumah pohon adalah agar mereka lebih aman dari serangan musuh dan mudahkan mereka untuk mengintai hewan buruan. 

Setiap klan suku Korowai memiliki wilayah teritorial  masing-masing yang disebut Bolup. Setiap Bolup terdiri dari satu hingha lima rumah pohon. Rata-rata mereka berjumlah dua puluh  sampai tiga puluh orang. Jika jumlah mencapai limapuluh orang, maka sebagian dari mereka akan pindah ke daerah lain lalu untuk membentuk Bolup lainnya.   Suku Korowai adalah salah satu suku di Papua yang tidak menggunakan koteka. Mereka melipat kemaluannya ke dalam kantung zakar kemudian mengikatnya dengan serat daun.

Suku Korowai merupakan salah satu suku asli yang mendiami beberapa kabupaten di wilayah adat Anim-Ha di Papua bagian selatan. Seperti di Kabupaten Merauke, Boven Digoel, Asmat dan Kabupaten Mappi. 

Sejak saat itu keberadaan mereka mulai tercium dan menarik perhatian beberapa penggiat keagamaan, sosial, bahkan media massa. Sejak itu pula, rumah pohon Korowai menjadi sangat terkenal dan dimuat belasan majalah dan koran dalam dan luar negeri. Puluhan stasiun televisi pun memberitakannya. Beberapa stasiun tv dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Austria, Swedia, Finlandia, Japan, Australia, Swiss, Italia, Kroasia, Slovakia, Republik Ceko, Vietnam, bahkan televisi dari Indonesia sendiri TVRI.

Setelah itu ratusan film dokumenter banyak dibuat dan dipublikasikan.

Selain tradisi rumah pohon yang sangat unik, ada juga  isu tradisi kanibalisme yang terdengar mengerikan juga tersemat dan seolah telah menjadi magnet sekaligus label yang melekat pada suku ini.



Kanibalisme adalah praktek mengkonsumsi daging dari sesama manusia. 

Lalu apa benar suku ini memakan daging sesama mereka?

Dalam adat suku Korowai, ada seseorang yang disebut "Khakhua" atau dukun. Dalam perjalanannya, seorang Nakhua ada yang dicurigai melakukan sihir sehingga menyebabkan seseorang menjadi sakit atau mengalami kematian.

Ketika itu terjadi, Khakhua tersebut akan dihukum mati sebagai konsekwensi dari tindakannya.

Budaya tersebut berlaku sebagai sistem peradilan pidana Suku Korowai.  Khakhua tersebut harus dihukum mati tetapi tidak dengan cara dikuburkan.

Suku Korowai meyakini bahwa Khakhua bisa bangkit kembali dari kematian. Sehingga ada prosesi memisahkan tubuh korban dan memakan dagingnya. Dalam prosesi tersebut, Suku Korowai tidak melibatkan wanita hamil dan anak-anak.

Setelah prosesi memisahkan bagian tubuh dan memakan sebagiannya yang cukup mengerikan itu, masih ada prosesi lsin yang perlu dilakukan, yaitu mereka akan bernyanyi dan memukul-mukul dinding rumah tinggi mereka dengan kayu selama semalaman. 

Hukum itu tidak hanya berlaku pada Khakhua, mareka juga akan menghukum warganya yang melakukan kejahatan membunuh, mencuri istri orang lain, dan merusak sistem pertahanan makanan mereka.

Orang Korowai juga disebut Klufo Fyumanop. Klufo artinya orang, sedangkan Fyumanop artinya jalan di atas tulang kaki.

Penamaan ini untuk membedakan suku ini dari  Suku Citak Mitak menggunakan perahu sebagai alat transportasi utama.

Hal mengenai kanibalisme ini sebenarnya ingin penulis  kesampingkan mengingat saat ini, sebenarnya sudah tidak terjadi lagi. Terakhir praktik ini mereka lakukan pada prosesi eksekusi mati pada tahun 2007. 

Mayoritas klan Korowai memang tinggal di rumah pohon di wilayah teritori mereka yang  terisolasi. Namun sejak tahun 1980an sebagian dari mereka ada yang telah pindah ke desa-desa yang baru dibuka pemerintah. Desa desa itu dibuka di Yaniruma di tepi Sungai Becking, area sekitar Kombai-Korowai, Mu, dan Basman atau daerah Korowai-Citak. 

Mulai tahun 1987, wilayah pedesaan juga dibuka di Manggél. Kemudian tahun  berikutnya dibuka juga di Yafufla, Mabül di tepi Sungai Eilanden, dan  sekitar tahun 98, duka kembali di Khaiflambolüp. Tingkat hunia desa desa baru itu memang  masih sangat rendah. Hal itu disebabkan jarak yang cukup jauh antara permukiman dan sumber daya makanan berupa hutan tempat sagu berada.

Dikutip dari berbagai sumber.


Baca juga: Suku terasing Maluku

Kampung Memek

Pesona Lombok


15 September, 2022

Travelling Suriname



Diaspora Orang Jawa di Suriname

 Terhitung mulai tanggal 1 September 2020, perintah Indonesia dan Suriname secara resmi memberlakukan bebas visa untuk kedua warga negara masing masing. Kebijakan ini diberikan bagi WNI pemegang paspor diplomatik, paspor dinas dan paspor biasa dengan masa berlaku minimal 6 bulan, jika berkunjung ke Suriname. Dengan demikian, pemegang ketiga jenis paspor tadi dapat masuk, keluar, transit atau tinggal tanpa visa di Suriname apabila tidak lebih dari 30 hari. Begitupun sebaliknya dengan Warga Negara Suriname yang berkunjung ke Indonesia.




Suriname adalah negara indah dengan wilayah cukup mungil di belahan benua Amerika, tepatnya di pesisir timur laut Amerika Selatan.

Baca juga:Traveling ke Jerman

Suku kanibal terakhir dari Papua

 Paramaribo adalah ibu kota Suriname yang terkenal sebagai rumah bagi katedral kayu yang melegenda yaitu Saint Peter dan Paul Basilica. Mereka hidup di abad ke 19 tepatnya 1885.

Jika kamu berkesempatan Travelling ke Suriname, kamu tidak akan terlalu dikagetkan dengan suasana dan alam disana. Meskipun berada di daratan Amerika, Iklim disana cukup hangat dan bersahabat. Jangan heran pula jika di Suriname banyak dijumpai orang yang menggunakan bahasa Jawa. Ya, mereka adalah warga Suriname keturunan Jawa yang populasinya cukup banyak. Ada sekitar 75.000 jiwa atau 13,5%  dari total penduduk Suriname. Karena itu pula, bahasa Jawa menjadi bahasa resmi selain bahasa Belanda. 



Kehidupan orang Jawa di Suriname dimulai Pada tanggal 9 Agustus 1890, saat Kapal SS Prins Williem II tiba di Pelabuhan Paramaribo, Suriname. Kapal itu mengangkut 94 orang Jawa yang dibawa Belanda untuk merantau ke Suriname. Perjalanan dari pelabuhan Batavia menuju Paramaribo memakan waktu hingga dua bulan lamanya.



Momen itu kemudian diperingati sebagai Dag der Javaanse Immigratie atau gelombang pertama kedatangan orang-orang Jawa di Suriname. 

Pada waktu itu orang dari Jawa di pekerjakan sebagai buruh kontrak di sektor perkebunan seperti tebu, cokelat, kopi, dan juga pertambangan bauksit.



Dalam rentang waktu antara tahun 1890 sampai 1939, ada hampir 33 ribu orang Jawa yang diberangkatkan ke Suriname.

Sebagian dari mereka memang ada yang pulang kembali ke tanah Jawa. Namun lebih banyak yang memilih menetap disana. 

Selain dari Jawa, pemerintah Belanda waktu itu, juga mendatangkan pekerja dari India serta orang kulit hitam dari etnis Creole dan Maroon. 

Bahkan kini, mayoritas penduduk Suriname adalah dari suku bangsa Hindustani keturunan India, dan orang kulit hitam dari etnis Creole serta Maroon tersebut. Sedangkan, orang Jawa menempati posisi terbanyak ketiga secara keseluruhan.

Butuh waktu bagi orang Jawa untuk bersaing dengan etnis lain hingga menduduki posisi yang agak terpandang disana. Setelah 30 tahun semenjak kedatangannya, orang Jawa mulai ada yang bekerja sebagai kepala desa, perawat, penerjemah, guru, dll.

Baru pada tahun 1970, beberapa orang keturunan Jawa menempuh pendidikan tinggi di Belanda hingga menyandang gelar sarjana.  Saat mereka kembali, beberapa diantanya kemudian bahkan mendirikan partai politik. Hingga kini, di Suriname ada beberapa partai politik yang didirikan oleh warga keturunan Jawa seperti Pertjajah Luhur, D21, NSK, dll.



Seiring berjalannya waktu, politisi keturunan Jawa di Suriname tak lagi  dipandang remeh. Eksistensi mereka cukup diperhitungkan, mereka juga bahkan dapat masuk dalam Kabinet Pemerintahan dan menjabat sebagai menteri, panglima angkatan bersenjata, dan jabatan tinggi lainnya.

Dalam  perlemen Suriname, politisi keturunan Jawa selalu mendapat kursi di DNA (De Nationale Assemblée, atau DPR Suriname). Jabatan tertinggi yang pernah diemban keturunan Jawa di Suriname yaitu Ketua Parlemen. 

Hanya saja ampai saat ini belum ada  orang Jawa yang menjadi Presiden Suriname. Pada tahun 2015 sempat jadi pemberitaan di Indonesia, bahwa Raymond Sapoen, sebagai salah satu politisi keturunan Jawa mencalonkan diri menjadi Presiden. Namun rupanya ia belum berhasil karena tidak cukupnya  dukungan suara di parlemen.

Saat ini ada satu menteri keturunan Jawa dalam Kabinet Pemerintahan Suriname, yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, dan ada tujuh orang yang duduk sebagai anggota parlemen.

Setelah mengetahui banyak sekali orang Jawa disana, kamu tentunya tak akan merasa sendiri dan kesepian jika sedang Travelling, terlebih jika kamu backpackeran disana.



Selain menggunakan bahasa Inggris, kamu juga bisa menggunakan bahasa Jawa dengan dialek khas Suriname sebagai alat komunikasi di banyak tempat.

Berikut beberapa destinasi unggulan di Suriname hasil rangkuman keluaromah.blogspot.com dirangkum dari berbagai sumber.

Baca juga:K-Pop Generasi A

1. Fort Zeelandia



Zeelandia adalah objek wisata bersejarah di Suriname yang terletak di Paramaribo, Ibukota Suriname. Tempat ini bangun oleh Perancis pada 1600-an, kemudian diperluas oleh Inggris, dan di selesaikan selama pendudukan Belanda. Mengintip sejarah dengan berjalan melalui lorong-lorong tua benteng Zeelandia. Kamu dapat menyaksikan pemandangan Sungai Suriname yang indah dari benteng tua ini.


2. Tafelberg



Untuk kamu yang Pecinta  alam dan suka mendaki, kamu wajib menjelajahi Tafelberg. Ini adalah gunung terpopuler dan gunung tertinggi di Suriname.  Di puncaknya yang datar kamu akan menikmati pemandangan hutan hujan yang menakjubkan. 


3. Brownsberg Nature Park



Disini adalah lokasi yang tepat untuk kamu yang suka kemping. Kamu bisa berkemah di hutan untuk menjelajahi satwa liar dan menemukan aneka tanaman langka yang menakjubkan.  Taman ini merupakan hutan hujan neo-tropis. Di hutan ini kamu juga dapat menikmati hiking saat berjalan melalui hamparan spektakuler di taman alam ini.


4. Brokopondo Reservoir



Jangan lewatkan pula untuk mengunjungi salah satu waduk terbesar di dunia dengan berkunjung ke Waduk Brokopondo. Waduk ini cukup efisien digunakan untuk penangkapan ikan dan industri aluminium. Kamu dapat menemukan pohon-pohon unik di tempat ini, waduk ini juga menawarkan keindahan yang tidak akan kalian temukan di tempat lain.


5. Sungai Coppename



Sungai Coppename, merupakan sungai panjang yang melewati hutan hujan yang spektakuler. Sungai ini juga melintasi dan daerah pegunungan dan sangat terkenal di Suriname. Jembatan Bailey adalah itik terbaik untuk menyaksikan pemandangan sungai yang indah ini. Dari sini kamu bisa melihat Sungai Coppename bertemu dengan Sungai Saramacca dan kemudian bergabung dengan lautan Atlantik.


6. Central Suriname Nature Reserve



Central Suriname Nature Reserve adalah cagar alam di Suriname Tengah. Ini adalah cagar alam terbesar di Suriname. Jelajahi beragam flora dan fauna di sini. Beberapa hewan langka seperti ayam Guyana, kera laba-laba, dan belut listrik dapat kamu temukan di sini. Cagar alam ini populer karena berada dalam daftar situs Warisan Dunia UNESCO. Jangan lewatkan pula untuk menjelajahi kubah granit Voltzbergisa yang sangat menawan. Kubah granit seluas 240 meter persegi ini menawarkan pemandangan spektakuler hutan di sekitarnya. Pastikan juga kamu untuk mengunjungi Raleighvallen dan Raleigh Falls. Keduanya merupakan objek wisata paling mempesona di dalam lcagar alam ini.



7. Independence Square



Independence Square adalah daya tarik lain yang akan kamu temukan di Ibukota Suriname dari sisi historis. Ini adalah area di kota yang menandakan kebebasan Suriname dari pendudukan Belanda pada tahun 1975. Pastikan juga kamu mengunjungi Istana Presiden, pasar terbuka dan pesisir pantainya. Kunjungi area ini di malam hari ketika diterangi dengan cahaya emas kecil yang fantastis.

Itulah beberapa tempat menarik yang harus kamu kunjungi di Suriname sebagai surga tersembunyi di Amerika Selatan.

Artikel menarik lainnya:Kesederhanaan dalam keteguhan adat Baduy, tetangga ibukota

Dusun Memek Suku primitif di Maluku


12 September, 2022

Togutil Suku Terasing Maluku


Suku Terasing Maluku

Maluku adalah salah satu wilayah yang memiliki banyak hal menarik bagi siapapun yang ingin mengenal Indonesia lebih jauh.



Kepulauan Maluku terdiri dari sekelompok pulau di wilayah timur Indonesia yang  saat ini terbagi  menjadi dua provinsi yaitu Maluku dan Maluku Utara.

Selain memiliki kekayaan alam yang berupa rempah rempah seperti cengkeh, lada, pala,  dll yang sudah terkenal ke seluruh dunia, Maluku juga memiliki pesona alam yang sangat memikat. Maluku memiliki potensi wisata alam melimpah seperti pulau,  gunung dan banyak pantai indah berkelas dunia yang menjadi primadona wisatawan domestik maupun asing. 



Pada liputan kali ini, penulis hanya akan menyoroti keberadaan suku suku yang mendiami wilayah Maluku dan Maluku Utara. Hal ini terkait viralnya pemberitaan di media sosial akhir akhir ini mengenai suku pedalaman hutan Maluku yang masih dianggap primitif.



Masyarakat yang mendiami kepulauan Maluku terdiri dari berbagai suku asli dan sejumlah bangsa pendatang, seperti suku bangsa dari pulau Sulawesi, seperti Bugis, Minahasa, Kaili, Buton, dll. Banyak pula pendatang dari pulau Jawa, seperti orang Jawa dan Sunda bahkan Madura. Etnis Tionghoa pun banyak terdapat di Maluku.

Ambon adalah suku asli terbesar Maluku yang banyak mendiami wilayah Ambon, Saparua, Seram Barat, Nusalaut, dan Haruku.

Masyarakat suku Ambon mayoritas memeluk dua agama besar yaitu agama Kristen Protestan dan Islam.

Dalam kesehariannya, mereka berkomunikasi dengan sesamanya menggunakan bahasa Ambon.

Suku Tidore adalah suku asli Maluku terbesar lainnya. Suku Tidore, kebanyakan mendiami wilayah Tidore, di mana sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan, bertani dan berladang. Suku Tidore mayoritas beragama Islam.

Hal itu karena Tidore, merupakan kesultanan  Islam yang sangat berpengaruh sejak abad ke-15.

Di Pulau Halmahera Utara, yang wilayahnya masuk ke dalam provinsi Maluku Utara ada sebuah suku yang terbilang masih sangat primitif. Suku itu bernama Togutil atau dikenal juga dengan sebutan Suku Tobelo Dalam.



Suku Togutil atau Tobelo Dalam adalah sebuah kelompok masyarakat tradisional yang hidup di hutan-hutan Halamahera di kawasan pulau Halmahera. Togutil sendiri dalam bahasa Tobelo memiliki makna terbelakang.

Kehidupan mereka memang masih sangat sederhana dan sangat tergantung dengan alam. Keberadaan hutan-hutan asli adalah rumah dan kehidupan sesungguhnya bagi suku Togutil. 



Saat ini ada sekitar 42 keluarga suku Togutil yang bermukim secara berkelompok di sekitar sungai Dodaga. Rumah-rumah mereka terbuat dari kayu, bambu dan beratap daun palem. Umumnya rumah mereka tidak berdinding dan berlantai papan kayu atau bambu. 

Sementara itu orang Tobelo sebagian besar menghuni perkampungan di sekitar pesisir. Komunitas ini relatif maju karena tentunya sudah sedikit berbaur dengan warga sekitar.  



Secara fisik orang Togutil, memiliki raut muka dan warna kulit yang menunjukkan ciri-ciri ras Melayu yang lebih kuat daripada orang Tobelo.

Menurut cerita, orang Togutil sebenarnya penduduk pesisir yang lari ke hutan karena menghindari pajak pada pemerintah Belanda.

Sekitar tahun 1915, Pemerintah Belanda memang pernah mengupayakan untuk memindahkan memukimkan mereka di Desa Kusuri dan Tobelamo. Karena tidak mau membayar pajak, kelompok ini kembali masuk hutan dan upaya itupun mengalami kegagalan.

Hingga saat ini, suku Togutil masih menerapkan pola hidup secara nomaden. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya di sekitar hutan Totodoku guna menemukan lahan baru untuk bercocok tanam.

Kemunculan Suku Togutil  belakangan ini sempat ramai diperbincangkan dan beredar di media sosial.

Kemunculan mereka diperkirakan dikarenakan banyaknya penambang dan penebang hutan secara liar yang mengakibatkan wilayah teroteri mereka semakin menyempit.

Bahkan kini Suku Togutil juga mulai sering muncul dari dalam hutan dan berinteraksi dengan warga sekitar yang tinggal di pinggiran hutan. 

Dalam berpakaian, Suku Togutil memiliki keunikan tersendiri. Mereka umumnya selalu dominan memakai pakaian warna merah. 

Dalam berpakaian, umumnya mereka hanya menutupi alat kelamin yang dinamakan  "Sabeba"  dengan bertelanjang dada. Hal itu berlaku bagi pria maupun wanita.

Namun seiring dengan waktu, kini sebagian dari mereka ada juga yang sudah menggunakan sabeba yang dipadukan dengan kaos pemberian dari warga luar.

Bahkan kini beberapa orang dari Suku Togutil juga sudah mulai mengenakan celana dalam. 

Suku Togutil biasanya berburu Rusa, Kodok, babi hutan, ikan ataupun udang pada malam hari dengan menggunakan tombak dari bambu. 


Baca juga: Sejuta pesona Papua

Dusun Memek di kota santri


Suku kanibal di Indonesia


07 September, 2022

Wonderful Papua

Pesona Papua

Wisatawan mancanegara mengenal Papua karena memang banyak sekali  keunikannya yang mendunia.

Jika dilihat dari sejarah, letak geografis, maupun keunikan suku, serta kekayaan sumber daya alamnya, Papua memang layak jadi destinasi utama untuk ditulis dalam daftar itinerary wisata Indonesia. 

Kekayaan bumi Papua baik berupa kandungan mineral ataupun pesona kecantikan alamnya memang sangat melimpah. 

Keaneka ragaman budaya, maupun keunikan flora dan faunanya, membuat  tak ada alasan bagi traveller untuk tidak mengunjungi Papua.

Pulau paling timur yang merupakan  pulau terluas di Indonesia ini memiliki luas 420.540 km atau empat kali luas pulau Jawa.

Hutan tropis yang masih banyak dijumpai di pulau ini membuat suhu udara di Papua rata-rata 19 hingga 28 derajat.


Secara umum, masyarakat dunia mengenal Papua karena terdapat tambang emas terbesar di Tembagapura yang di kelola oleh PT Freeport. 

Hal lain yang terlebih dulu mendunia adalah destinasi wisata Kepulauan Raja Ampat. Kepulauan ini sangat populer di kalangan para pelancong mancanegara karena keindahan bawah lautnya. Bahkan menurut beberapa penyelam Raja Ampat adalah salah satu tempat menyelam terbaik di dunia. 

Selain dua hal diatas, Papua tentunya masih memiliki sederet hal yang unik sangat menarik untuk ditelusuri. Dikutip dari berbagai sumber, inilah beberapa hal menarik dari Papua. 


1. Salju Abadi 

Papua adalah satu-satunya daerah bersalju di Indonesia. Di puncak Gunung Jayawijaya terdapat salju abadi. Fenomena ni disebabkan oleh ketinggian puncak yang tergolong ekstrem yakni hingga 4.884 mdpl. Dengan ketinggian puncak yang demikian itu membuat suhu di sana sangat dingin. Bahkan setiap ketinggian 100 meter temperatur akan turun 1 derajat.

 

2. Banyak Bahasa

Di Papua terdapat 268 bahasa.

Banyaknya bahasa daerah di Papua dikarenakan adanya kolonialisme, interaksi dengan suku lain di sekitar maupun antar sesama orang Papua, serta kegiatan lainnya.


Bahasa dengan penutur terbanyak yang di gunakan di Papua antara lain Bahasa Abinomn, Bahasa Asmat, Bahasa Baham, Bahasa Citak, Bahasa Dani, dan Bahasa Mekwei.


3. Noken

Noken adalah tas tradisional Papua yang berbahan serat kulit kayu dan dibuat dengan sistem tenun atau rajut. Uniknya, tidak seperti tas pada umumnya yang ditenteng, dijinjing, atau disampirkan dipundak, Noken dibawa dengan kepala. Karena keunikannya itu, Noken dinobatkan sebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia oleh UNESCO pada 4 Desember 2012.


4. Budaya tato suku Sentani, Moi, dan Waropen

Masyarakat ketiga suku ini sudah mengenal tato sejak masa prasejarah atau sekitar 3.000 tahun yang lalu. Budaya tato dibawa oleh orang Austronesia dari Asia yang bermigrasi ke Papua ribuan tahun silam.


Bahan pembuat tato terdiri dari arang hasil pembakaran kayu dicampur dengan getah pohon.  Kemudian duri sagu atau tulang ikan yang berfungsi sebagai jarum pena dicelup ke dalam campuran tersebut.


Pembuatan tato di ketiga suku ini bertujuan untuk hiasan tubuh yang menunjukkan kejantanan atau kecantikan. Tato juga digunakan sebagai simbol kekuasaan, atau status sosial seseorang.


5. Hewan Endemik 

Seekor hewan dapat disebut endemik jika ia tidak ditemukan di daerah lain. Papua adalah salah satu tempat asal berbagai hewan endemik di dunia .

Beberapa hewan endemik itu adalah burung cendrawasih, burung beo sayap hitam, hiu karpet berbintik, kanguru pohon mantel emas, serta burung kasuari.


6. Wisata Kuliner

Tidak seperti di daerah Indonesia pada umumnya yang menjadikan nasi sebagai makanan pokok, sehari-hari masyarakat Papua mengonsumsi sagu. Salah satu olahan dari sagu yang terkenal adalah Papeda. 


Papeda merupakan berupa bubur sagu dengan tekstur lengket yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dilengkapi kuah berbumbu kunyit. 


Selain Papeda, olahan sagu yang biasa dimakan   di Papua adalah sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola.


7. Menginang

Makan Pinang awalnya identik dengan kehidupan para orang tua di Papua. Namun, belakangan ini pinang mulai populer di kalangan anak muda. 

Jika kamu sedang healing di Papua, biar tidak penasaran, kamu boleh untuk menjajal buah pengganti rokok ini.


Tradisi menginang, atau menikmati pinang di Papua sudah berjalan turun-temurun sejak berabad-abad yang lalu. Tidak hanya menjaga kesehatan gusi dan gigi, pinang dan sirih juga menjadi lambang keakraban dan persaudaraan bagi warga Papua.


Tidak heran jika ada perhelatan besar, seperti pernikahan atau kematian, pinang menjadi suguhan yang wajib disediakan oleh si empunya acara.


Lebih dari itu, mengunyah pinang bagi masyarakat Papua adalah sebuah simbol dan bukti kecintaan terhadap tanah Papua. Jadi, jika Sobat Pesona berlibur ke Papua, jangan lewatkan pengalaman mengunyah pinang.


Orang yang Mengunyah Pinang dan Sirih biasanya akan membuang ludah hasil kunyahan pertama hingga ketiga. Menurut masyarakat Papua, jika air liur dari kunyahan pertama kali ditelan akan mengakibatkan si pengunyah pusing dan muntah.


Setelah tiga kali mengunyah, barulah daging pinang berikutnya dicocol ke kapur sirih dan kemudian dikunyah kembali.


Cara makan pinang khas Papua ini dipercaya lebih bersahabat bagi kita yang kebanyakan belum pernah menginang. Sensasi segar dan manis akan membuncah di mulut. Bahkan kadang membuat kita ingin menjajalnya lagi dan lagi.

Artikel menarik lainnya:


 


Mau Jadi Turis Gratis

Visi Arab Saudi 2030

 Saudi Arabia, Dulu, Kini dan Nanti Arab Saudi adalah negara paling penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Sejak zaman Nabi Ibrahim  seb...

Wisata Korea