About Me

Foto saya
Garut, Jawa barat, Indonesia
Penulis adalah seorang yang suka berpetualang, dan selalu ingin belajar serta mencoba hal-hal baru..

23 Agustus, 2022

Thailand, syurga LGBT




Isu LGBT bertiup cukup santer seiring semakin terungkapnya motif kasus pembunuhan Brigadir J yang menghebohkan ini. 

Pemberitaannya terkadang samar, simpang siur, atau bahkan berubah arah, membuat publik penasaran.

Selain pernyataan resmi dari penyidik, orang yang cukup ditunggu dalam hal mememberikan keterangan adalah Deolipa Yumara.

Mantan pengacara Bharada E itu, pernah dengan blak-blakan menyebut Ferdy Sambo sebagai pelaku LGBT biseksual.

Hal-hal yang berkaitan dengan Ferdy Sambo, termasuk informasi penyimpangan biseksual (LGBT) tersebut diakui Deolipa Yumara berdasarkan informasi dari Bharada E.

"Yang biseksual adalah Irjen Ferdy Sambo, bukan Brigadir J atau Bharada E yang disebut-sebut sejumlah pihak sebagai LGBT," kata Deolipa Yumara di Youtube Karni Ilyas Club, Kamis 18 Agustus 2022.

Di Indonesia, perilaku sex seperti ini dianggap tabu dan menyimpang karena bertentangan dengan norma dan kaidah yang berlaku. Lain halnya dengan di negara lain, misalnya Thailand. 

Di thailand, LGBT adalah legal.

Thailand memang cocok dijuluki sebagai surga seks. Thailand saat ini sangat terkenal dengan PSK waria yang lazim disebut ladyboy dan pria gay.

Ada beberapa lokasi khusus untuk prostitusi seperti itu di Thailand yang kerap diincar para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

Tak hanya urusan sex,  jika kamu berniat untuk jadi turis ke thailand, negara ini memiliki destinasi wisata yang cukup unik dan menarik untuk dikunjungi. 

Negeri Gajah Putih memiliki banyak tempat wisata yang eksotis bahkan tak akan bisa kamu temukan di tempat lain. 

Setidaknya saya merekomendasikan 5 tempat wisata terbaik di Thailand, 

Tempat wisata di Thailand menghadirkan objek wisata alam, sejarah, dan hiburan yang dikemas ceca apik. Sektor pariwisata negara Thailand memiliki andil yang sangat besar terhadap perekonomian negara tersebut.

Tidak hanya di Bangkok, hampir setiap kota di Thailand memiliki daya tarik tersendiri. Baik itu wisata alam, wisata pantai, hingga wisata kuliner.


1. The Grand Palace



The Grand Palace, atau Istana Raja Thailand dibangun pada tahun 1782, yang menghadirkan nilai sejarah yang tinggi, serta arsitektur yang megah, dan memiliki nilai seni yang tinggi.

Lokasi The Grand Palace berada di Kota Bangkok.


2. Wat Arun



Tempat ini merupakan kuil Buddha yang sudah ada sejak jaman kuno, yaitu saat ibukota Thailand masih berada di Ayuttjaya.


Disini para wisatawan bisa melihat kemegahan arsitektur bangunan kuil sambil menikmati pemandangan sekitar yang indah.


3. Wat Pho



Wat Pho terkenal dengan keberadaan patung Buddha yang berbaring, yang memiliki panjang sekitar 46 meter. 

Lokasi Wat Pho terletak dekat dengan istana raja. Wat Pho berada di Bangkok, Thailand.


4. Sung Nong Nooch



Jika kamu mencari tempat yang instagramable, dengan seni arsitektur, dan budaya, maka jawabannya ada di Pattaya.

Taman Nong Nooch, atau Nong Nooch Village merupakan objek wisata alam di Thailand yang dilengkapi dengan fasilitas wisata yang memanjakan wisata.

Di tempat ini terdapat resto, tempat pagelaran budaya, serta spot selfie. Nah, di Taman Nong Nooch ini juga terkenal dengan atraksi pertunjukan Gajah Thailand.

Lokasi dan alamat Nong Nooch Tropikal Garden & Cultural Village berada di Provinsi Chon Buri, Thailand.


5. Phuket Fantasea



Biasanya, wisata malam identik dengan orang-orang dewasa saja. Tetapi tempat wisata di Phuket, Thailand ini sangat cocok untuk destinasi wisata keluarga. 

Phuket Fantasea adalah sebuah tempat wisata malam yang dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas, diantaranya wahana permainan, resto,pusat perbelanjaan, dan spot selfie.

Dan yang paling terkenal di Phuket Fantasea, Thailand adalah atraksi Gajah Thailand, lengkap dengan busana khusus, baik gajahnya, maupun para akrobat nya.





22 Agustus, 2022

Mengenal 3 Suku Dengan Tradisi Tatto Indonesia


Budaya Tato di Indonesia




Tatto bagi suku-suku tertentu merupakan suatu budaya identitas, simbol strata sosial bahkan prestise.
Seni tatto bagi orang dengan tradisi kuno tentu berbeda dengan tujuan tatto pada masa sekarang.  

Tatto pada perkembangannya bahkan menjadi budaya populer masyarakat dunia. Seni  tatto pada jaman modern tidak hanya menyebar luas di dunia barat, tetapi juga di belahan lainnya termasuk di Indonesia. Tato pada masa kini mempunyai makna yang lebih melebar melebihi perannya pada masa lalu.

Bagi kacamata sebagian orang tertentu, seseorang yang memiliki tato bisa diidentikkan dengan kejahatan, kriminal dan hal-hal negatif lainnya.  Tetapi, tentunya tidak semua orang yang bertato adalah pelaku kejahatan atau kriminal. Kini banyak di antara mereka, menggunakan tato untuk tujuan seni.

Sejatinya Indonesia memiliki suku-suku yang memiliki ciri khas berupa tato di tubuhnya. 


1.Suku Mentawai



Suku Mentawai adalah suku asli yang mendiami Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Orang suku Mentawai memiliki tradisi mentato tubuhnya sendiri dengan motif-motif khusus. Mereka menamakannya dengan istilah yang disebut dengan “Titi”.

Sedangkan orang yang pandai dalam membuat tato disebut dengan “Sipatiti” atau “Sipaniti.” Tato yang dibuat di tubuh orang-orang Suku Mentawai menyimbolkan keseimbangan alam,  keindahan serta sebagai balas jasa yang diberikan kepada Sipatiti.

Motif tato Suku Mentawai rata-rataadalah batu, hewan, tumbuhan, busur, panah, mata kail, duri rotan, tempat sagu atau binatang ternak.

Bahkan, konon tato Suku Mentawai ini adalah seni rajah tubuh tertua di dunia dan lebih tua dari tato Mesir.

Sekarang ini, seni rajah tubuh Suku Mentawai sudah semakin jarang ditemui karena terkikisnya kebudayaan dan tradisi seiring dengan masuknya ajaran agama dan pendidikan. Tapi,  bagi kamu yang punya tujuan wisata ke Sumatra barat, kamu bisa melihat seni tato Suku Mentawai, dengan berkunjung ke Desa Madobak, Ugai dan Matotonan yang berada di hulu Sungai Siberut Selatan, Pulau Siberut, kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.


2. Suku Dayak

Seperti halnya tato Suku Mentawai, seni rajah tubuh Suku Dayak juga merupakan yang tertua di dunia. Ada beberapa sub suku dayak di Kalimantan yang memiliki tradisi mentato tubuhnya, yaitu Suku Dayak Iban, Suku Dayak Tunjung, Suku Dayak Taman, Suku Dayak Daratan, Suku Dayak Kenyah dan Suku Dayak Kayan.

Dalam tradisi orang-orang Dayak secara keseluruhan, seni tato adalah ritual tradisional yang memiliki kaitan dengan peribadatan, kesenian, "pengayauan", yaitu tradisi perburuan kepala manusia, atau sebagai penanda status sosial lain, atau bisa juga digunakan untuk identitas kelompok.

Tato Rekong, tato ini biasanya di ukir bagian leher, bagi yang memiliki tato ini biasanya memiliki kedudukan seperti timanggong dan panglima. Sedangkan tato bunga terong, tato ini ibarat pangkat bagi masyarakat Dayak.

Pada umumnya ukiran pertama kali tato ini di buat terletak pada bagian bahu, tangan, kaki dan perut bahkan ada yang membuatnya di seluruh tubuh.



Kemudian, ada tato kelingai yang melambangkan binatang yang hidup di lubang, biasanya di ukir pada bagian paha dan betis. Tato ini mengartikan bahwa hidup kita tidak pernah terlepas dari alam.


3. Suku Moi

Suku Moi adalah orang-orang yang mendiami sebuah kawasan di Kabupaten Sorong, Papua Barat.  Menurut para ahli sejarah,  seni rajah yang dimiliki Suku Moi ini sudah ada sejak zaman Neolitikum.

Motif tato yang digunakan oleh Suku Moi adalah geometris dan garis-garis melingkar disertai dengan titik-titik berbentuk segitiga kerucut atau tridiagonal. Bagian tubuh yang sering dijadikan obyek tato adalah dada, pipi, kelopak mata, betis, pinggul dan punggung.

Hanya saja, sekarang sudah banyak generasi muda Suku Moi yang tidak menggunakan seni tatto ini di badan mereka. Seiring modernisasi,  tradisi ini dianggap kuno. Tentunya hal ini sangat disayangkan karena tradisi tato Suku Moi adalah budaya asli Indonesia.


21 Agustus, 2022

4 Destinasi Wisata Seksi Indonesia

 

Traveling, saat ini bukan hanya tentang gaya hidup, tapi sudah menjadi kebutuhan.

Bagi sebagian orang, menghadapi tekanan berat pekerjaan dan tuntutan tinggi dalam hidup saat ini, sudah sewajarnya lah bagi dia untuk segera merencanakan perjalanan wisata. tujuannya adalah satu, yaitu refreshing. 

Harapannya, setelah sejenak lari dari kepenatan, pikiran dan mental akan menjadi segar kembali. Dan lebih siap untuk menghadapi rutinitas selanjutnya.

Selain keindahan alam ataupun tempat hiburan tertentu yang bisa menjadi pilihann, ternyata ada beberapa tempat di dunia atau bahkan di Indonesia sendiri yang "menawarkan" prostitusi sebagai daya tarik wisatanya.

Untuk turis mancanegara yang mencari kenikmatan sesaat, Indonesia memang pantas dianggap sebagai syurga.

Destinasi wisata di Indonesia, memang sudah dikenal dunia akan keindahan alamnya. Banyak wisatawan asing berbondong-bondong menyambangi Indonesia untuk berwisata. 


Bali, Lombok, Raja Ampat adalah beberapa destinasi favorit mereka.

Selain untuk berwisata alam, ternyata banyak turis mancanegara datang untuk tujuan lain. Ya mereka ingin menikmati indahnya Indonesia dari sisi lainnya. Diantara tujuan mereka ada pula yang berdasar pada kepuasan hasrat birahi.

Berbagai cara mereka lakukan untuk mencari celah dan mengelabui aturan dan hukum, salah satunya dengan cara kawin kontrak.

Selain dengan cara itu, banyak juga warga asing yang sengaja bertujuan melampiaskan hasrat sesaat mereka dengan cara instan, yakni dengan mencari jasa PSK.

Ternyata ada beberapa daerah yang selama ini jadi tujuan favorit mereka, setidaknya, penulis mencatat ada 4 tempat yang jadi primadona.


1. Kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat

Jika kamu melewati kawasan puncak Bogor yang berbatasan dengan daerah Cianjur, kamu tentunya akan merasakan kesejukan udara pegunungan dengan pemandangan hijau dolanan kiri. Namun ada sebuah kawasan dimana kam  akan melihat banyak toko-toko bernuansa Timur Tengah yang berderet. Usaha di sini tumbuh dan berkembang memanjakan turis Timur Tengah yang lebih sering disebut 'Orang Arab' oleh warga setempat

Kawasan Arab itu berada di wilayah Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Daerah ini akhirnya lebih dikenal sebagai Kampung Arab.

Ada semacam tradisi unik bagi turis Arab ketika telah sampai disini. Seolah sudah jadi rahasia umum jika turis Arab, selalu saja mencari perempuan untuk dijadikan pelampiasan hasrat liarnya. Mereka seolah sangat termotivasi untuk mencicipi kemolekan gadis lokal.

Untuk mengakali niat mesumnya, santer disebutkan bahwa mereka banyak yang melakukan kawin kontrak. Meski kawasan itu seolah bertranformasi menjadi kawasan yang makmur, namun imej negatip sebagai area prostitusi bagi orang Arab sudah terlanjur melekat.


2. Batam, Kepulauan Riau

Pulau Batam di Provinsi Kepulauan Riau, sejauh ini dikenal sebagai salah satu pulau termaju di Indonesia. Seperti diketahui, wilayah itu memang menjadi tempat strategis untuk kegiatan bisnis antar negara, maupun lokal.

Bila dilihat dari peta lokasinya, Batam memang begitu dekat dengan Singapura dan Malaysia. Banyak sekali bisnis yang  berkembang di sana, salah satunya bisnis esek-esek.

Kehidupan malam di Batam berkembang cukup pesat. Kabarnya banyak turis Singapura yang sengaja berkunjung ke sana hanya untuk berkencan.

"Sintai" menjadi lokalisasi favorit di kepulauan Batam. Disebutkan tidak hanya PSK lokal, disana bahkan terdapat banyak pramuria dari mancanegara yang mencari sumber penghidupan.

Bahkan para PSK itu dikabarkan terkena pajak penghasilan negara hingga mencapai 10 persen dari pendapatan mereka setiap bulannya.


3. Singkawang, Kalimantan Barat

Singkawang, telah lama jadi incaran para pelancong asing yang memendam hasrat untuk melampiaskan syahwatnya dengan gadis Indonesia.

Singkawang adalah sebuah daerah di Kalimantan Barat yang terkenal dengan kecantikan wanitanya.

Nama Singkawang sendiri berasal dari bahasa Cina. Perempuan cantik di sana, meskipun sebagian besarnya bersuku Dayak, namun menurut cerita dan sejarahnya, adalah keturunan Tionghoa. Mereka biasanya disebut Amoy.

Kecantikan para Amoy Singkawang ini bahkan tersohor di negeri jiran, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei. Tak sedikit turis dari ketiga negara itu sengaja datang hanya ingin tahu dan menjajal kecantikan para perempuan Singkawang.

Namun kabarnya, untuk mencari Amoy yang bisa diajak kencan, perlu usaha yang lebih karena tidak tersedianya tempat yang secara khusus menyediakan Amoy sebagai PSK.


4. Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

Daya tarik industri hiburan di Cikarang, Kabupaten Bekasi, mulai berkembang dalam sepuluh tahun terakhir. Kawasan yang kini tumbuh dan menjelma sebagai kawasan ekonomi dan pusat industri yang kuat. Sebagai dampaknya, disana juga menawarkan tempat-tempat hiburan bagi kaum ekspatriat asal China, Korea, maupun Jepang.

Tak ayal, tawaran tamasya pemuas birahi pun semakin mewarnai malam di kawasan itu. Sejumlah Ruko banyak yang dijadikan tempat karaoke, cafe, diskotek, dan pijet plus-plus.

Karena banyaknya warga asing ras kuning, tak salah jika ada pendapat kalau mengunjungi tempat ini, seolah kita sedang berada di negeri ginseng.

Tempat hiburan malam di sini memang menjadi favorit bagi para ekspatriat asal Korea ataupun Jepang. Tempat ini akan lebih ramai lagi disaat akhir pekan.

Tidak hanya untuk hiburan dan memanjakan diri, para pengunjung yang banyak berasal dari Korea dan Jepang itu bahkan menggunakan tempat ini untuk membicarakan urusan bisnis mereka bersama kolega.

20 Agustus, 2022

Atap Langit Pulau Sumatra

Traveling dan Healing ke Jambi


Tak lengkap rasanya jika kamu berkunjung ke pulau Sumatra, tapi tidak memiliki rencana perjalanan ke gunung Kerinci.

Sebagai mana diketahui, gunung Kerinci adalah gunung api aktif tertinggi di pulau Sumatra, bahkan di Indonesia. Gunung Kerinci  memiliki ketinggian 3.805 mdpl.



Gunung Kerinci, secara administrasi masuk dalam wilayah kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. 


Dengan mengunjungi Gunung kerinci kamu akan mendapati beberapa titik keindahan sekaligus.Beberapa destinasi indah di sekitar Kerinci antara lain adalah kawah berisi air belerang yang berwarna hijau yang sungguh menawan.

Panorama Rawa Bento yang merupakan rawa berair yang diklaim sebagai yang tertinggi di pulau Sumatera.

Pemamdangan disini semakin terlihat mempesona dengan latar belakang keindahan Gunung Kerinci. 

Keindahan alam di kawasan danau ini memang sungguh sempurna. Selain keindahan danaunya disini kamu juga akan menemukan kekayaan flora dan fauna. 

Di kawasan Kerinci juga kamu bisa mengunjungi danau Gunung Tujuh. Danau ini merupakan salah satu Danau tertinggi di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Danau ini berada di ketinggian 1.950 meter di atas permukaan laut.


Bagi para pendaki, keindahan puncak Gunung Kerinci tentunya adalah tujuan utamanya. Namun didalam jalur pendakiannya, ada banyak keindahan yang bisa kamu temukan dan rasakan. 

Gunung Kerinci mang akan membuat siapa pun terpesona akan kemegahannya. Dari situs resmi pariwisata Indonesia, disebutkan

Gunung Kerinci termasuk dalam Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat yang juga merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan. 



Banyak flora dan fauna yang dapat kamu temukan disana. Tapir, Kuskus, Gajah, Siamang, Gibbon, monyet ekor panjang, dan ada juga tercatat ada140 jenis burung.



Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan tropis yang sangat menarik untuk dijelajahi dan di eksplorasi.

Puncak Gunung Kerinci memang layak untuk disebut sebagai surga dunia, meski dibutuhkan perjuangan berat untuk mencapainya.

Pendakian menuju Puncak Gunung Kerinci bisa memakan waktu kurang lebih selama dua hari. Untuk mencapainya, terdapat beragam jalur pendakian.Kamu bisa melalui jalur beraspal, jalur aliran sungai kecil, jalur berbatu cadas, jalur pasir, jalur padang rumput atau juga jalur hutan yang cukup lebat, hingga jalur dengan tanjakan yang memiliki kemiringan hingga 60 derajat.


Yang juga yang sering menjadi kendala bagi pendaki, adalah larangan untuk bermalam di ketinggian kurang dari 1.500 mdpl. Hal tu disebabkan oleh banyaknya binatang buas yang masih berkeliaran, seperti harimau Sumatera. 


Meskipun seribu rintangan yang tentunya harus dilewati, namun semua akan terbayar lunas ketika kamu dapat mencapai puncaknya. 

Dari puncak, kamu akan bisa menyaksikan kawah Gunung Kerinci, lanskap Kota Jambi, Padang, Bengkulu, Danau Kerinci, dan Danau Gunung Tujuh, bahkan juga Samudera Hindia yang membentang indah di kejauhan. 


19 Agustus, 2022

SAKAI

  1. Suku suku terasing di Indonesia
     Suku Sakai Terusir Tari Tanah Sendiri 

Nomaden adalah sebuah pola hidup manusia purba yang dilakukan karena ketergantungan mereka yang sangat tinggi pada alam, terutama dalam hal ketersediaan makanan.

Melanjutkan eksplorasi kita di pulau Sumatra, kini bergeser ke Utara, dimana terletak provinsi Riau. Di wilayah pedalaman Riau, ternyata masih ada sekelompok masyarakat yang masih melakukan pola hidup nomaden. Mereka sangat tradisional dan terbelakang. Kelompok masyarakat itu diidentifikasi sebagai suku Sakai.

Orang Sakai merupakan masyarakat yang terasing dan hidup masih secara tradisional baik dalam melalukan kegiatan ekonomi seperti bercocok tanam, maupun berburu.

Orang Sakai hidup menjauhkan diri darikomunitas masyarakat yang lebih luas. Sebelumnya, Orang Sakai dinamai Orang Pebatin. Nama ini dikenal ketika Jepang menjajah Indonesia.

Riau tercatat sebagai wilayah dengan populasi suku Sakai yang signifikan

Suku Sakai termasuk dalam suku sub suku

Melayu, Minangkabau.

Mengenai asal usul mereka, beberapa ahli berpendapat, bahwa orang Sakai merupakan percampuran antara orang Wedoid dengan orang Minangkabau yang bermigrasi sekitar abad ke-14. Sebagian orang Sakai sendiri menganggap bahwa mereka datang dari negeri Pagaruyung, Minangkabau, Sumatra Barat.

Sebagian lainnya mengatakan mereka berasal dari Gasib atau Siak.

Orang Sakai terbagi menjadi  dua kelompok besar yaitu Perbatinan Lima Batin nan Limo) dan Perbatinan Delapan (Batin nan Salapan). Perbatinan ini dibedakkan dari ciri-ciri tanah yang dimiliki masing-masing perbatinan.

Tanah yang dimiliki Batin Salapan ditandai dengan kayu kapur dan sialang. Sementara Batin nan Limo ditandai dengan gundukan tanah. Baiklah kita coba kupas ciri masing masing kelompok di atas untuk bisa membedakan keduanya.

Konon, Perbatinan Lima berasal dari 5 keluarga yang sebelumnya tinggal di desa Mandau yang meminta kepada kepala desa Mandau untuk diberikan tanah karena tidak bisa kembali lagi ke kerajaan Pagaruyung ataupun ke Kunto Bessalam. Lalu, oleh kepala desa tersebut, diberikan hak ulayat atas beberapa tempat yang nantinya menjadi cikal bakal wilayah Perbatinan Lima.

Sementara itu, Perbatinan Delapan, menurut cerita, mereka berasal dari rombongan yang juga berasal dari Pagaruyung. Kelompok ini dipimpin oleh seorang Batin Sangkar yang memecah rombongan menjadi delapan. 

Masing-masing rombongan kemudian membuka hutan untuk dijadikan tempat pemukiman.

Kehidupan, tradisi dan adat suku Sakai masih sangat erat kaitannya  alam. Meskipun sebagian dari mereka kini sudah melakukan pertanian atau berladang. Walau bagaimanapun alam tetap menjadi rumah utama mereka. Namun sayangnya, karena kawasan hutan seiring waktu berubah menjadi daerah industri dan usaha, Suku Sakai pun mulai terdesak karena kehilangan sumber kehidupannya.

Suku Sakai memang tak begitu banyak terdengar. Masyarakat luas lebih mengenal suku Kubu sebagai suku primitif yang hidup di hutan belantara Jambi. Sangat sedikit sekali catatan mengenai suku Sakai hingga tidak banyak yang tidak tahu keberadaan dan eksistensi mereka. 

Gerikut, saya akan mengulas beberapa hal unik mengenai suku Sakai.

Suku ini disebut sebagai keturunan langsung Nabi Adam.

Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa SAKAI merupakan kepanjangan dari Sungai, Kampung, Anak, dan Ikan. 

Artinya mereka hidupnya di sekitar sungai serta bergantung pada hasil kekayaan sungai yaitu ikan untuk bertahan hidup.

Sementara ciri fisik suku ini lebih didominasi kulit cokelat gelap serta rambut berombak. Secara ras ereka tergolong dalam Veddoid. 

Karena belum adanya riset resmi, baik dari pemerintah maupun dari kalangan profesi dan akademisi, terjadilah perbedaan pendapat  mengenai asal-usul Suku Sakai ini.

Menurut catatan lainnya, Suku Sakai ini beral dari Melayu Tua atau Proto-Melayu dan Melayu Muda atau Deutro-Melayu.

Dikatakan, Melayu Tua datang pada tahun 2.500-1500 tahun sebelum Masehi. Lalu disusul migrasi dari Melayu Muda. Pada akhirnya, Melayu Tua tersingkir karena kemampuan kelompok Melayu Muda bertahan hidup lebih baik. Kelompok Melayu Tua terdesak ke daerah di pedalaman dan bertemu dengan orang-orang yang berasal dari ras Wedoid dan Austroloid. Itulah nenek moyang orang Sakai, yang menurut catatan itu berarti berasal dari hasil campuran keduanya.

Suku Sakai Memiliki kepercayaan yang cukup kuat akan "Antu" atau roh leluhur.

Meskipun orang Sakai banyak yang memeluk Islam, tapi mereka juga masih memiliki  kepercayaan yang mengaitkan segala sesuatu aspek kehidupan terhadap Anti tersebut. Misalnya jika mereka gagal panen, itu digambarkan sebagai Antu yang sedang marah.

Antu dipercaya sebagai kekuatan magis, makhluk halus, atau roh yang berperan penting dalam kehidupan mereka. Tempat tinggal Antu diyakini berada jauh didalam hutan rimba yang tak terjamah manusia.

Cara hidup mereka sangat tergantung pada alam, hingga segala sesuatunya sebisa mungkin dibuat dari semua bahan yang tersedia di alam. Salah satu peralatan penting dalam keseharian mereka adalah Timo. 

Timo merupakan wadah yang dibuat dari kulit kerbau yang dikeringkan. Tapi ada juga beberapa bagiannya yang dibuat dari rotan. Jadi wadah yang dibuat dari kulit kerbau dan batas lingkarannya terbuat dari rotan yang kemudian diberi tali yang juga terbuat dari bahan rotan. Timo ini umumnya berfungsi sebagai wadah untuk menampung madu.

Ada juga alat yang bernama Gegalung Galo.

 Ini merupakan alat pertanian yang terbuat dari bambu serta pepohonan. Fungsinya untuk menjepit ubi "Manggalo" untuk diambil sari patinya. Ubi manggalo sendiri merupakan salah satu jenis tanaman penting yang biasa ditanam oleh mereka. Nantinya sari pati dari ubi manggalo itu akan ditampung dengan menggunakanTimo. 

Dalam hal pakaian, orang-orang Sakai  membuatnya dari bahan alam. Biasanya diambil dari kulit pohon dan juga rotan.

Suku Sakai punya aturan dalam berladang, salah satunya aturan dalam pembukaan hutan. Jika hukum adat tersebut dilanggar, tanaman atau tumbuhan yang sudah ditanam nantinya akan rusak oleh hewan liar atau hama.

Pola hidup mereka yang sangat bergantung kepada alam tentunya sangat membantu untuk melestarikan alam itu sendiri. Sayangnya dengan adanya eksplorasi berlebihan, penebangan hutan, dan semakin luasnya alih fungsi hutan menjadi tanaman industri seperti  kelapa sawit atau karet, menjadikan suku ini semakin terdesak. 

Semakin sempitnya hutan, otomatis berimbas pada  semakin terdesakn ya kehidupan mereka. Tradisi lama mereka yang sangat menjaga kelestarian alam dan ekosistemnya membuat mereka dijuluki sebagai penjaga alam. Karena alam semakin rusak, kehidupan, dan tradisi merekapun semakin rusak bahkan terancam punah.

Seiring terdesak nya hak atas hutan adat, cadangan pangan mereka pun tentunya ikut menyudut. Karena itu, untuk bertahan hidup,  tradisi mereka perlahan mulai berubah bahkan sebagiannya sudah mulai berbaur dengan warga. Meski itu sungguh berat, bahkan karena rendahnya daya saing mereka di tingkat masyarakat luas, keberadaan mereka sering diremehkan atau dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk tujuan merusak alam.



17 Agustus, 2022

Orang Rimba Sumatera

Salah satunya adalah mengenai keberadaan suku terasing.  Setelah beberapa waktu lalu, netizen cukup heboh dengan 'penampakan' suku Mante di wilayah Aceh yang tertangkap kamera.

Dalam tulisan ini saya ingin mengupas keberadaan suku lainnya di pulau Sumatera yang tak kalah menarik untuk dibahas yaitu Suku Kubu, atau dikenal juga dengan sebutan orang Rimba. 

Adapun saat ini di ibukota Jakarta dan beberapa kota besar lainnya hidup terasa begitu sesak dengan modernisasi, berikut persaingan ekonomi yang juga sangat ketat, di pelosok negeri ini masih ada beberapa kelompok masyarakat yang tidak tersentuh peradaban, bahkan primitif.

Kali ini penulis berkesempatan untuk bisa mengunjungi bahwa tinggal selama beberapa waktu di wilayah  provinsi Jambi. Wilayah dimana suku Kubu itu berada.

Perjalanan darat memang cukup melelahkan. Kebetulan saya turut serta bersama rombongan rekan kerja yang akan bertugas disana. Oh iya, selain menjadi penulis paruh waktu, saya juga bekerja pada sebuah perusahaan penyedia barang sebagai seorang sales/marketing.

Jadi dalam perjalanan kali ini, untuk biaya transport dari kota tempat tinggal saya di daerah Garut Jawa barat menuju lokasi, otomatis gratis.

Singkat cerita, hari itu kamipun berangkat.

Kurang dari tiga puluh jam kami pun tiba di daerah Sarolangun, Jambi. 

Menariknya, di wilayah inilah terdapat hutan Taman Nasional Bukit Dua.belas (TNBD) yang jadi rumah dari sekitar 2000 jiwa Prang Rimba atau Suku Suku Anak Dalam atau yang biasa disebut juga dengan  suku Kubu.

Penyebutan Suku Kubu, mengarah pada suatu kelompok masyarakat yang tinggal di kawasan hutan dataran rendah di Sumatera Tengah khususnya Jambi. 

Penyebutan ini menggenarilasasi dua kelompok masyarakat, yaitu Orang Rimba dan Suku Batin Sembilan.

Kata Kubu berasal dari istilah ngubu atau ngubun dari bahasa Melayu yang berarti bersembunyi di dalam hutan. Kemudian masyarakat sekitar menyebut mereka sebagai “Suku Kubu”. Namun, baik Orang Rimba maupun Batin Sembilan tidak ada yang menyebut diri dan kelompok mereka sebagai Suku Kubu karena bermakna menghina.

Selain di TNBD, sebagian kecil Orang Rimba juga terdapat di wilayah selatan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT).

Orang rimba juga dapat ditemukan di hutan-hutan sekunder dan perkebunan kelapa sawit sepanjang jalan lintas Sumatra hingga ke batas Sumatra Selatan.

Keseharian suku Kubu yang tinggal di hutan, sangat menggantungkan kehidupannya pada alam. Mereka bercocok tanam dan berburu secara berpindah pindah.

Dalam berpakaian, mereka pun masih mengenakan  kulit kayu dan rotan sebagai penutup bagian tubuh. Meski sebagian lain ada juga yang telah mengenakan kain sederhana.

Ular, Rusa, dan kelelawar, sering  jadi perburuanakan mereka yang tinggal di hutan Rimba.

Menurut cerita penduduk setempat, suku Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat, yang lari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. Menurut cerita lain disebutkan bahwa mereka berasal dari daerah Pagaruyung, yang mengungsi ke wilayah Jambi. Hal itu bisa diperkuat dengan adanya adat suku Anak Dalam yang punya kemiripan bahasa dan tradisi dengan suku Minangkabau.

 Kehidupan mereka masih menganut sistem semi nomaden, dan membuat kelompok dengan sebutan “Tubo” yang dipimpin oleh seorang “Tumenggung”.  Kelompok iti terdiri dari beberapa kepala keluarga.  Pemilihan Tumenggung bisa berdasarkan garis keturunan. Namun saat ini siapapun bisa jadi Tumenggung asalkan dianggap punya kapasitas.

Mayoritas suku Anak Dalam menganut kepercayaan animisme atau kepercayaan kepada agama tradisional. Akan tetapi, beberapa keluarga khususnya kelompok yang hidup di kawasan jalan lintas Sumatra telah ikut menjadi penganut Kristen atau Islam.

 Suku Kubu menurut catatan sejarah di Departemen Sosial1990, disebutkan bahwa keberadaan Suku Anak Dalam dulai pada tahun 1624. 

Pada masa itu, Kerajaan Jambi dan Kesultanan Palembang tak henti-hentinya bersitegang, meski keduanya berasal dari rumpun yang sama.

Pertempuran yang tak dapat terelakkan, terjadi di Air Hitam pada tahun 1629. Mereka yang tersisa dari pertempuran ini akhirnya tetap berdiam di hutan rimba, namun terbagi dalam dua kelompok masyarakat yang berbeda.

Menurut catatan Depdos, hal itulah yang bisa menjelaskan kenapa saat ini ada dua kelompok Suku Anak Dalam. Keduanya memiliki adat istiadat, ciri-ciri fisik, bahkan menggunakan bahasa yang berbeda. Perbedaan juga telihat  dalam hal tempat tinggal.

Suku Anak Dalam yang tinggal di hutan belantara Musi Rawas, Sumatera Selatan, berbicara menggunakan bahasa Melayu.

Dalam segi fisik pun, mereka berkulit kuning dan memiliki ciri fisik seperti ras Mongoloid, hampir mirip dengan kebanyakan  orang Palembang saat ini. Karena itu mereka dipercaya sebagai keturunan dari masyarakat Kesultanan Palembang.

Sementara itu, Suku Anak Dalam yang mendiami kawasan hutan Jambi memiliki ciri fisik rambut ikal, kulit sawo matang, dan bentuk mata yang cekung menjorok ke dalam. Dari ciri fisik, kelompok ini termasuk ras Wedoid, yaitu campuran Wedda dan Negrito. Kelompok etnis ini diperkirakan sebagai keturunan Kerajaan Jambi.

Bersambung..

Lihat juga: Suku kanibal di Indonesia










15 Agustus, 2022

Eksotisme suku Dayak

Memilih untuk traveling dengan mengeksplorasi beragam destinasi wisata domestik, memang layak jadi pilihan. Beragam kekayaan alam, budaya, sejarah, ataupun religi memang terhampar dari Sabang hingga Merauke.

Ketika saya mulai menginjakkan kaki di luar negeri, kecintaan dan kebanggaan akan kekayaan terpendam milik bangsa itu justru semakin membuncah. Sehingga timbul niat dalam hati untuk bisa keliling Nusantara. Untuk bisa mengeksplorasi beragam keunikannya.

Saya yakin jika saja niat itu dapat terlaksana, tentunya akan ada sejuta catatan menarik yang bisa saya ulas. Keunikan alam, budaya, dan etnis yang luar biasa, tentunya itu adalah sebuah aset kita yang tak ternilai harganya.

Pada tulisan kali ini, aya akan mencoba fokus dengan keunikan etnis dan budaya suku Dayak. Suku yang ditenggarai sebagai suku asli Kalimantan, beserta beberapa suku lainnya seperti Melayu, Banjar dan Kutai.

Berbicara suku Dayak, tentunya pemikiran awam akan merujuk pada suku pedalaman yang hidup di hutan hutan Kalimantan.
Sejatinya kini suku Dayak tentunya sudah mengikuti kemajuan zaman, dan banyak yang tinggal di kota kota. Etnis Dayak tercatat mendiami hampir di semua provinsi di Kalimantan mulai Kalimantan Selatan, Timur, Tengah, Barat, hingga Kalimantan Utara sebagai provinsi termuda.
Suku Dayak pun terdapat di wilayah Sabah, Malaysia dan juga Brunei.

Tercatat, sedikitnya ada dalam enam rumpun dalam etnis utama Dayak, rumpun Klemantan alias Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan atau disebut juga Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju dan rumpun Punan. 

Namun dalam catatan ilmiah, para linguis mengelompokan suku Dayak berdasar 5 kelompok bahasa yang dituturkan di pulau Kalimantan.

Pada awal mememasuki abad baru tepatnya pada Februari tahun 2001, timbul peristiwa yang menggemparkan yaitu pecahnya kerusuhan Sampit  yang memunculkan kesan sangar, keras dan sakti pada suku/orang Dayak. Perstiwa itu memang telah menjadi catatan hitam dalam keragaman budaya dan etnis Nusantara.

Meskipun begitu, menurut penulis, itulah momentum tereksposnya suku Dayak di tingkat regional maupun nasional bahkan mungkin dunia. 

Bumi Kalimantan, dengan segala kekayaan sumberdaya alamnya yang melimpah, tentunya tak bisa mengesampingkan potensi di sektor  pariwisata. 

Pesona kecantikan alam maupun budaya juga masih menunggu untuk di eksplorasi lebih jauh..





Mau Jadi Turis Gratis

Visi Arab Saudi 2030

 Saudi Arabia, Dulu, Kini dan Nanti Arab Saudi adalah negara paling penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Sejak zaman Nabi Ibrahim  seb...

Wisata Korea